Pada hari Senin, 17 Februari 2025, tim Jurnalis melaksanakan sebuah wawancara eksklusif bersama Duta Pelajar Anti Narkoba Provinsi Jawa Timur 2025 yang berasal dari SMA Negeri 18 Surabaya yaitu Arnold Samuel Nainggolan (Duta Utama) dan Renata Brigita Amalia. Bukan hanya mereka, namun di kelas X ada Zulfa Nawad Lubna dan Devi Puspita Sari yang juga terpilih menjadi Duta Pelajar Anti Narkoba.

Penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat, terutama generasi muda. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai upaya dilakukan, salah satunya melalui peran Duta Pelajar Anti Narkoba. Dengan adanya kegiatan ini, mereka tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga menginspirasi teman-teman sebaya untuk menjauhi penyalahgunaan narkoba.

Duta Pelajar Anti Narkoba adalah komunitas yang dibentuk oleh Unit Sahiva Universita Sumatera Utara, pada tahun 2018. Yang terdiri dari Duta Pelajar Anti Narkoba terpilih dari setiap kabupaten ataupun kota hingga tingkat provinsi. Duta Pelajar Anti Narkoba (DPAN) Sumatera Utara yang berada dibawah naungan DPAN Indonesia, yang juga menaungi DPAN provinsi lainnya. DPAN juga sebagai wadah untuk mengembangkan diri para pelajar dan sebagai bentuk pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda.

Kegiatan dari Duta Pelajar Anti Narkoba ialah melakukan sosialisasi di lingkungan sekitar, seperti sekolah. Pada kesempatan tertentu mereka akan melakukan sosialisasi luar sekolah.

Mereka yang terpilih, sebelumnya telah menjalani serangkaian seleksi. Dengan pendaftaran pada bulan Desember lalu sampai pada waktu pengukuhan sebagai duta pada bulan Februari. Untuk mencapai dititik ini mereka sudah banyak melewati tantangan dan perjuangan. “Tugas kami sebagai Duta Pelajar Anti Narkoba yaitu menjadi teladan dan contoh untuk lingkungan sekolah maupun pertemanan. Jadi nantinya kami akan menjadi acuan dimana para remaja khususnya di lingkungan sekolah tidak terjangkit oleh narkoba dan mengajak mereka untuk menghindari bahaya narkoba.” 

Hal yang paling berpengaruh bagi kita adalah dukungan, tanpa adanya dukungan tidak sedikit akan memukul mundur rasa kepercayaan diri. Bagi mereka, Duta Pelajar Anti Narkoba, yang paling mendukung kegiatan ini adalah keluarga dan teman-teman yang berada di sekitar mereka. Yang senantiasa terus mendorong mereka untuk maju dan keluar dari zona nyaman.

“Kalau dari saya, motivasi untuk mengikuti kegiatan Duta Pelajar Anti Narkoba yaitu untuk menginspirasi teman-teman di sekitar saya dan juga supaya bisa menjadi teladan yang baik untuk adik-adik saya.” ucap Renata.

“Bagi saya, mungkin secara pribadi, bisa mengembangkan diri diluar lingkungan sekolah. Saya ingin, apa yang saya lakukan itu bermanfaat diluar sekolah. Jadi, tidak berhenti dilingkup sekolah saja dan saya ingin menjadi generasi emas Indonesia yang selamat dari narkoba.” lanjut Arnold membalas sang pewawancara.

Perjalanan mereka sebagai Duta Pelajar Anti Narkoba Provinsi Jawa Timur 2025 bukan hanya sekadar ajang penghargaan, tetapi juga sebagai seseorang yang dapat membawa perubahan yang mampu menyebarkan pesan positif, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga diri, dan mengajak lebih banyak pelajar untuk ikut berperan aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Semoga peran mereka dapat memperkuat gerakan nasional dalam menciptakan generasi muda yang lebih sehat dan bebas dari narkoba, serta menjadi teladan bagi sekolah-sekolah lainnya.